CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK, Hasrat-Bispak50 Sudah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Walau saya telah berasa cukup tambah enak, saya masih mau bermalas-malasan, dan membebaskan badanku yang telanjang bundar serta terselinap dalam bedcover ini selalu terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Terkadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku juga wanginya berbau rambutku ini.

Dan saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri karena saya terlintas momen pada hari tempo hari bersama Andy, dimulai dengan sikap canggungnya di sekolah saat temaniku sampai balik ke kelasku, dan yang sangat membuatku berbahagia ialah SMS Andy malam harinya, yang memperingatkanku supaya lekas istirahat dan tidur lantaran ia mengerti saya kelelahan.

Namun, Andy tahunya saya kelelahan lantaran belajar sampai malam, bukan lantaran ngeseks berkali kali mulai sejak tempo hari lusa. Saya melihat jam kamarku, rupanya telah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap menjalankan ini hari yang entahlah bakal berikan warna manalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya meratap perlahan-lahan sewaktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal saat kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku belum pula sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Meski sebenarnya saya udah istirahat semalaman tanpa masalah, juga saya telah tidur lebih mula selesai terima SMS Andy sekitaran jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam lemari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku,  seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan intimidasi Dedi, ini hari saya menentukan untuk memanfaatkan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa benar-benar resah, mengayalkan rekan temanku di sekolah tahu jika saya tidak memakai celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

Adakalanya saya meratap, sewaktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengacaukan cara kakiku. Juga saat ini saya baru merasai jika otot perutku pun sedikit kejang, seperti habis lakukan sit up berkali barangkali.

Akan tetapi perlahan-lahan saya mengetahui sebuah perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya justru nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… waktu pagi pagi sudah kacau balau gini…", saya bersungut-sungut dan memarahi diriku sendiri.

Karena itu saya usaha tidak untuk biarkan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sehabis saya gantungkan semuanya lembar baju yang bisa kukenakan juga handukku, saya menggembok pintu meskipun saya masih ingat jika pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh jika saya mesti mandi tanpa mengancing pintu kamar mandi, dan saya tidak ingin bila saya jadi terlatih sesuai itu.

Saya mulai menganakemaskan badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus memberi kesegaran. Seusai usai, saya selekasnya keringkan badanku dan memakai bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah tidak virgin… semestinya virgin kamu itu cuman untuk Andy… jika nantinya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih pengen sama kamu?", saya bercakap pada bayang-bayang diriku di cermin, dan sekarang hatiku jadi bersusah-hati.

Saya mulai pakai pakaian dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Seusai mematikan AC kamarku, saya mengecek beberapa buku yang berada pada tas sekolahku, menegaskan tiada yang ketinggalan dan gak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya memakai sabuk yang umum kupakai ke sekolah serta siap-siap buat membereskan tampilanku di muka meja dandanku, waktu tiba-tiba saya dengar smartphoneku mengeluarkan bunyi, serta dari deringnya saya tahu kalaupun ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari mobile-phoneku, serta lekas membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu udah lebih enak? Saya ingin ini hari kamu udah lebih sehat dan gak letih.'

Sewaktu saya memandang nama pengirimnya ialah Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya telah lebih sehat serta telah tidak letih. Saya suka sekali karena saya berasa Andy mulai berani memberinya perhatiannya padaku.

Selesai saya simpan mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap mengatur performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai tampak rapi dan elok megar, lalu saya memberi sedikit bedak pada mukaku.

Ini hari saya pengin dilihat lebih elok dan menarik didepan Andy, dan saya melumurkan lip gloss seperlunya di bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman perlahan sekalian melihati diriku di cermin pastikan tidak ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan cantikku.

"Siapa?", saya menanyakan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah menjurus pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta berterima kasih pada Sulikah. Selanjutnya saya menutup pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di sisi rack sepatu, serta saya menggunakan kaus kaki serta sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan terpesona.

"Terimakasih ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharapkan di sekolah kelak Andy juga memujiku sebagai berikut, biarpun bila memandang Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya asaku itu mustahil diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke kamar makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin berkurang dari kebanyakan, karena tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin menjadi dilihat tidak menarik buat Andy. Dengan cara cepat saya merampungkan sarapanku, serta sehabis membersihkan tangan serta mulutku, saya mengambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya menyaksikan pak Berbudiin lagi mengelapi mobilku. Waktu saya merapat, pak Bijaksanain yang melihatku sekejap hentikan tugasnya, dan dia menatapku seperti anyar kali pertama melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang pada mulanya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sekalian masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Berbudiin, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengen pergi sekolah nih", saya berucap di pak Bijaksanain sekalian menunjuk lap yang ada dalam atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuma mengusung lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia kerjakan itu sembari lagi menatapku. Di saat saya lihat seputar, saya lihat Wawan dan Suwito pula punya sikap sama, mereka selalu mematung sekalian menatapku.

"Hei! Kalian semuanya mengapa sich? Tak pernah review cewek cakep ya?!", saya berencana menghardik dengan nada yang lumayan keras sampai semua kaget.

Suwito sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan paras kaget jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mengendalikan tawa menyaksikan reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha selalu menempatkan paras seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Bijakin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, dan mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka ketika mereka demikian gaungs dan bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

"Eh eh… kalian pengin apa? Tidak! Tidak ingin!!", mengerti apa yang bisa dilaksanakan oleh pak Berbudiin, Wawan dan Suwito, saya berseru cemas serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengamankan pintu mobilku sebelumnya mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka,  agar mereka dapat dengar jawabanku yang tentu kuusahakan untuk bikin mereka kian kecewa.

"Marilah non Eliza… Sesaat saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tidak ingin! Tidak ingin! Kelak bajuku lecek! Intinya tidak mau!", saya menjawab dengan suara yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya menyengaja mengerling ke mereka, dengan model yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengandaikan apa yang bakal berlangsung jika waktu ini saya sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran didesak layani gairah birahi mereka lebih dahulu.

Seusai berulangkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal buat menjawab keinginan mereka yang selalu memaksakan saya turun sekejap, selanjutnya mereka berserah  serta kembali menyambung tugas mereka. Pak Bijakin mengelap mobil mamaku, dan Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku tadi mereka gunakan dan meneruskan sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman karena menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan waktu saya lihat mereka bertiga pura pura gak tahu bila mereka harus membuka pintu garasi serta pintu gerbang bagiku, saya tekan klakson mobilku sampai semua kaget serta seluruh alat bersih bersih yang berada di pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijaksanain yang sangat dekat dengan mobilku kelihatan bersungut sungut sekalian membuka pintu garasi selanjutnya  pintu gerbang, dan Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan puas, meski saya tahu habis pulang sekolah kelak mereka bertiga pasti membalasnya marah padaku, entahlah dengan langkah menjadikanku piala bergilir atau piala bersama. 

Namun saya gak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidak ada siapa siapa dalam rumah.

Entahlah kelak apa yang bakal mereka kerjakan padaku sehabis seluruh yang kulakukan ini, jika kelak saya betul-betul harus sendirian dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya menciut takut mengandaikan perbudakan apa yang harus kujalani seusai saya pulang sekolah kelak.

Sehabis pintu terbuka semuanya, saya selekasnya meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya tidak pengen pikirkan apa yang hendak berlangsung dengan diriku kelak, karena di pikiranku waktu ini cuman ada satu soal, yakni saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu untukku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, serta ini kulakukan special cuma buat Andy. Saya ingin Andy betul-betul terpikat padaku.

II. Impian Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit saat sebelum bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi saat saya hingga sampai di parkir sekolah. Jantungku berdetak cepat saat saya memandang Andy anyar turun dari mobilnya. Serta saat saya menyaksikan tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi cantik, dan saya puas sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

Saya gak pengin mimpi cantikku ini lesap demikian saja, jadi saya lekas meluncur dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal jika ini merupakan adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia menantiku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan mengancing pintu, dan kami berdua sempat sama-sama pandang buat sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya waktu saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan jika parasnya merona merah.

"Hai Andy… thanks ya semalam, mm… pun barusan pagi… saya sudah sehat kok, pula telah tidak demikian letih seperti tempo hari", kataku perlahan.

Hatiku lebih terlena waktu saya memandang muka Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy masih tetap menunduk seperti tidak berani melihatku serta saya tersenyum geli lihat kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali lantaran Andy terus menunduk tiada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", nada Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman iseng.

"Aku… anu… saya puas kamu sudah tidak sakit", Andy menatapku sepintas, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… thanks ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berujar dengan gembira.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan bila kelanjutan kata-kata Andy barusan itu ialah sanjungan dari Andy kalaupun saya tampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sesungguhnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu selalu membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah meyakini sekali jika Andy senang padaku, kelihatan dari sikapnya yang terus salah tingkah sesuai ini serta kata-kata Andy barusan memberikan kalaupun Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan nada lambat.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacaukank puas, tetapi Andy menunduk demikian dalam serta dia mustahil dapat melihatku. Saya tersenyum geli lihat Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini lantaran dia  suka padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, serta saat dia mengusung mukanya menatapku, saya mengganggukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku dan sekali ini dia tersenyum, tidak tahu suka atau malu, atau ke-2 nya. Saya gak sangat percaya, namun saya terasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya gak tahu ujaran apa yang dapat melukiskan hatiku saat ini, yang terang saya rasakan pada pagi ini hari saya memperoleh keinginan yang elok. Serta saya benar-benar berbahagia di saat Andy selalu ambil langkah di sampingku, meskipun Andy yang kadangkala melihat dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sama dengan tempo hari, saya merasai beberapa tatapan iri dari beberapa pelajar cewek yang melihatku jalan ke arah kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya terasa senang dan puas, biarpun sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pacar. Serta saat ini kami berdua sama-sama diam sekalian terus ambil langkah, hingga kemudian kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… thanks ya", saya minta pamit pada Andy.

"Aku… saya pun ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan grogi sembari angkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas angkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sekalian ambil langkah masuk ke kelasku. Namun waktu saya lihat Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku serta menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sembari terus mengambil langkah untuk duduk di sisi Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidak ada peristiwa spesial, selainnya Jenny yang repot memikat dan menghinaku terkait Andy, pun Sherly yang turut jadi parah kondisi saat kami bergabung di kantin saat jam istirahat pertama serta, juga pada pukul istirahat ke-2  seperti saat ini waktu ini.

Dan kalaupun umumnya saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, saat ini saya cuman dapat menghindari atau tersenyum malu, meski hatiku rasanya suka sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  selesai ini udah keluarkan bunyi.

"Simak deh… wajahnya hingga merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly serta mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian terus ngeledek saya, pula ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut dan merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah gak kok. Cup cup… tidak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", bawa Jenny sembari menggamit tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sembari menghela napas panjang serta serahkan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu di Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu pun rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly sesuai ini, tetapi saya menurut saja di saat Sherly merengkuh tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama