CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2, Hasrat-Bispak50 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku balik ke kelas. Dan ke-2  pacarku ini gak jenuh jemunya memikat dan menghinaku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya hingga ke kelasku. Tetapi di saat kami sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya terasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak bila ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, lantas masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus menggamit tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pula, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

Saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya terasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Selesai saya usai buang air kecil dan mengatur pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit ketahan saat tau-tau ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah ditiduri atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Nada ini membuatku menciut sebab saya tahu ini suara Dedi. Saya termenung sebentar, lalu saya mengusikk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, karena bila saya mengakibatkan kekacauan, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa ada usaha lihat mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, namun sesudah tontonan itu usai, saya khawatir Dedi tidak akan membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya dalam gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak mau tepergok pihak lain sebab saya mendesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku karena saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menjurus yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya seorang cebol yang kukenali sebagai pelayan salah satunya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yakni Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya seputar 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang lagi makan di kantin. Tidak tahu apa yang dibutuhkan Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat lagi dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah area ini. Saya gak pahami apa yang lagi dilaksanakannya, apa tunggu seorang, atau dia memiliki rencana suatu yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan mendatangi sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam tidak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar jika rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun tentu saya gak dapat lakukan perbuatan jenis-jenis dibanding nasibku jadi jadi makin jelek. Saya gak tahu apa yang hendak berlangsung padaku bila saya membuat kemelut yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya berada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta mulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, terkadang kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku resah dan jantungku berdegap lebih cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

Saya tidak berani menepiskan sebab saya takut tepisanku  mengundang nada yang kali saja kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat untukku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk menyaksikan episode erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan terus meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menjurus Cie Fifi. Rupanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu yaitu kepala sang cebol.

Kendati jantungku berdetak cepat menyaksikan itu semua, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat serta terus berikan remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kisruh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi nyata, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti untuk Dedi, namun saya gak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada fragmen erotis di depanku. Tidak tahu sejak mulai kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastinya celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan paras seperti menghentikan sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu entahlah lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi siap.  Saya sudah terangsang, tidak tahu karena remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang terjadi dalam rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil saat saya hampir tidak dapat meredam diriku untuk mengesah sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi lebih sukar untukku saat saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pun baru tahu lebih kurang dua pekan yang lalu, jika bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi lantaran kalimatnya yang benar-benar kurang ajar itu. Tetapi saya gak berani melakukan, selain saya takut kemunculanku di sini ketauan oleh Cie Fifi dan terpenting sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku makin jelek.

Jadi saya cuma dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan membatasi rintihanku. Saya cuma dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku sampai ia suka.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tiada enggan memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menyentak pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Kendati pun raut paras Cie Fifi tampak jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya serta menggantungkan kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tapi tetap menyangga di lantai.

Tanpa ada berbicara apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan membeberkan rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, serta sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol sudah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu bingung lihat sikap sang cebol yang berani dan sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak menduga Cie Fifi yang setiap hari kelihatan demikian ramah serta enerjik, nyatanya merendam soal yang gak jauh beda denganku. Saya berasa sedih di Cie Fifi meski dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi suatu remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Serta kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, dan hal demikian membuatku khawatir karena selekasnya saya dapat mendapatkan persoalan jika Dedi ketahui saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana metodenya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mendesah sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali mengulet kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sembari meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, dan dia cuma tersenyum senyuman, kayaknya dia puas selesai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya pikir ini saat yang benar buat mengemukakan iktikad dan alasanku pada Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dimaki sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kayaknya dia sedang berpikiran.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya lekas merosotkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya terheran sesaat lihat penis itu telah ereksi, dan saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pula dengar rayuan asusila Dedi. Namun saya tidak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan sewaktu saya melirik menuju mereka, saya memandang sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya beberapa pejantan yang pernah mencabuliku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengerang saja, namun gak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang dirundung orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama