CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3, Hasrat-Bispak50 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi benar-benar mempersiapkan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang ia mengetahui bakal dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, kasus yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti waktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ucapnya pengin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku akan usai bisa lebih cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara secara jelas.

Telat, Pandu telah membuka rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi kalaupun dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua pelajar bobrok ini dapat lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Semestinya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku untuk memikir atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan urutan ke-2 kakiku yang selalu semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang rupanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk dan selanjutnya dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, tidak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, namun saya gak pengin kelak kawan temanku terpenting Jenny jadi menanyakan bertanya kalaupun kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhambat sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh sewaktu saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mendesah terhambat, tetapi saya tidak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan waktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi waktu saya menengok ke belakang buat menyaksikan apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya ini.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhenti, tetapi sekarang saya gak memiliki alternatif lain, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat serta lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan menekan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng tidak lama di saat penis Dedi memotong lubang vaginaku serta terus melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan selanjutnya saya selalu usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh ketahan, serta saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya mesti kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mengendalikan mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku, pula saya harus menghentikan terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharapkan pengidapanku ini lekas selesai. Saya  mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku selesai saya usai disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya kumpulkan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak bisa membatasi keasyikan service oralku.

Namun saya gak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan di mulutku ini, namun saya gak ingin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan metode yang serupa untuk mengeluarkan kedongkolanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini biarpun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum pula tuntas dengannya.

Saya selalu mengisap serta menghirup penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, serta waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelintang selesai saya serta beberapa pujaan hatiku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak percaya dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu bisa bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking emosinya.

Keadaan di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya benar-benar sakit hati saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada pedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Tetapi saya sadar kalau saya mesti membereskan diriku di toilet, sekalian sedikitnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Dan sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima ejekan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran ganti udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak mau terkena bencana buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak mesti pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya balik tuju ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop merisaukanku

"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit tidak nikmat lantaran saya harus bohong pada Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meski saya tahu ini ialah yang terunggul, dibanding ada yang dengerin percakapan kami saat saya mengakui apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat lagi saya berada di toilet, ataupun lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi selang berapa saat Jenny telah kembali repot menarik serta mengejekku bab Andy. Ditambah lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah memikatku, serta saya telah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu mesti lakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang sedang dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih berada di ingatan Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali suka deh… hingga sampai sampai saya gak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Begitu ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin omong apa ya… saya ingin katakan, jika Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah memanglah barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir jika kalau Jenny benar-benar dalam kata tukasnya, dan saya dan selalu merengek-rengek.

"Bila getho kamu gak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya tidak dapat berucap apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian menata seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas waktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap waktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan cemas.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, rupanya betul-betul kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya khawatir bila ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar isu yang tidak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tidak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terpikir tingkah laku kejinya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sehabis kami bertiga usai minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama