CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6, Hasrat-Bispak50 "Aaah…", saya menjerit seram sewaktu tau-tau badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin gak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijaksanain yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menyerangku saat saya mengerti badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status sesuai ini mereka bawa badanku keluar kamarku, lagi keluar sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Tetapi yang amat membuatku cemas yakni kepala Wawan yang berada di ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang nyata paras Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, amat dekat. Sebuah jilatan yang sudah dilakukan Wawan mulai pembantaian pada diriku, dan saya menggelinjang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, serta badanku melafalkanng dahsyat tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kesenangan yang kualami, pak Bijakin serta Suwito meningkatkan pengidapanku. Mereka menguak bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang ada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima seluruh rangsangan ini, badanku mengulet dan melafalkanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengesah serta meminta.

Tidak ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengin dengerin permintaanku. Mereka bertiga lagi merayu ke-2  puting payudaraku, pula bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam keasyikan ini, nafsuku telah naik tidak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

Namun benar-benar salahku  sich, terlihat sakit hati tiga pejantan ini sangat besar sehabis saya berkali kali menarik serta memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka betul-betul tidak mempedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka lagi menyiksaku.

Saya telah tak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Sebab status badanku yang sesuai ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak ikuti pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak hentikan tindakan mereka, akan tetapi mereka membebaskan badanku masih tetap melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengesah perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih karena nikmat yang menempaku ini jadi redup saat mereka stop demikian saja seperti berikut.

Namun saya cuma diam, saya gak pengen bercakap apa apa, mengharap maupun melakukan perbuatan apa saja, kendati pun diam diam saya nikmati tersisa sisa luapan nafsu masih menyerang badanku.

"Non Eliza pengen turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku benar-benar tak bermanfaat. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu ada pada hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non baru saja telah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lantas menyeruput puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya menggelinjang serta melafalkanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta saat ini saya jadi protes dengan kecewa sekalian membatasi nafsuku saat lagi Wawan dan Suwito repot serang wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, serta mereka sama sama berpandangan sebentar.

Saya sendiri memandang kecewa dari mereka, tetapi saya tidak dapat lakukan perbuatan apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang sebagai berikut dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, utamanya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah buat kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil sejak mulai pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan gara-gara siksaan Wawan ini dan pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya mau meronta, saya pengin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, sebab saya gak mau pada situasi lemas waktu terima telephone Andy malam nanti. Saya pengin nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal atau mengangut gara-gara kepayahan.

Tetapi tidak lama kemudian saya telah tak dapat kembali berpikiran tenang. Saya mengerang rintih kenikmatan di saat ke-2  pergelangan tanganku dicekam oleh pak Bijaksanain dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba serta membelai perutku, sedang mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Anyar kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Semua kesan keasyikan yang kurasakan ini terlampau top dan mengacak pikiranku.

Selanjutnya saya menunjuk nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggeliang top membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang ingin mengampuniku meski saya meminta seperti apa saja.

Sampai sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut tetap ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap-tiap lanjutan tulang di semuanya badanku lepas waktu saya mesti menyebutng dahsyat karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijaksanain serta Suwito tidak lepas walaupun saya menggeliang seperti apa saja. Mereka mengancing ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak jenuh permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung sebagai berikut, saya terasa gak memiliki daya bahkan juga sekedar untuk lepaskan luapan orgasmeku. Tetapi diam diam saya jadi benar-benar puas ditangani sebagai berikut oleh mereka, serta saya sangatlah nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima yakni pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Namun cuma tidak lama saja, Wawan telah hentikan pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang selalu melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih tetap terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

Saya lihat Wawan tuju pintu yang membataskan sisi luar serta dalam di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu pada sisi luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup serta mengamankan pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian melihatku dengan senyuman penuh hinaan, seakan mau berkata jika sekali ini saya tidak mungkin berhasil lolos.

Tau-tau saya terperanjat sebab saya memahami satu perihal. Bukan bab saya tidak barangkali dapat larikan diri, lantaran saya udah mengetahui kalau saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta bakal lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran busana ini untuk tempat membabat diriku? Di daerah yang begitu terbuka ini, bagaimana kalaupun kelak rintihan dan lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami hingga kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada berniat memandang ke rumahku?

"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut jika di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila begitu non gak boleh bernada, mudah kan?", jawab Wawan sesenang hati, dan dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari memasangkan muka cemberut, namun selang beberapa saat badanku menyebutng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Berbudiin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang dan menggeliang, di antara kenikmatan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, dan saat ini penglihatanku berganti ke pada penis Wawan itu udah tegak mengacungkan itu, yang telah siap untuk mengeduk serta memerkosa lubang vaginaku.

Di saat Wawan telah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan sejak mulai barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan kasar dari penis gagah Wawan itu.

"Mmm…", saya mengesah lambat sewaktu kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mendesah saat kurasakan sebuah jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Bijakin dan Suwito, pun kecupan mesra Wawan yang saat ini udah berganti menjadi  pagutan penuh gairah pada bibirku, semuanya ini membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Kalaupun kini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sisi kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastilah gak dapat menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba membatasi derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Dalam pada itu saya terus mendesah terhambat saat lagi bibirku lagi dipagut Wawan sesuai ini, serta napasku mulai habis. Saya bertambah menderita dalam kepuasan ini. Saya tidak dapat meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku lesap tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia pahami kodeku kalaupun saya telah memulai menanggung derita karena kekurangan napas. Akan tetapi Wawan malahan meningkatkan siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap serta menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya tidak dapat bernafas kembali sebab luapan birahi yang menimpa diriku ini semisal menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya meratap lega di saat pada akhirnya Wawan membebaskan pagutannya sehabis senang mencucup semua air ludah dalam mulutku ini.

Napasku tersengal tidak karuan seusai barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan di saat pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap saat Wawan dengan sekehendak hati mengambil jemari tangannya yang semenjak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya tidak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta pada Wawan supaya dia pengen masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar untuk mengontrol harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan selekasnya merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan saat merasai suatu hal yang tebal, hangat serta basah tekan bibir vaginaku.

Saya membuka lagi mataku. Rupanya waktu ini Wawan tengah berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin permainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kenikmatan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang mengagumkan menimpa diriku saat tiba-tiba Suwito menyergap serta memagut bibirku, dan pak Berbudiin yang masih tetap menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang sudah dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuman dapat mengguman gak terang karena bibirku yang dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas dan ke bawah, membikin mataku terbeliak, badanku melafalkanng serta mengartikulasikanng.

Saya tentu sudah menjerit kenikmatan jika bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito sebagai berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang serta badanku tersentak sekian kali iringi orgasme top yang menimpa badanku.

Otot perutku melafalkanng hingga terasanya dapat kram, menghadirkan rasa nikmat pada terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya rasakan cairan cintaku membanjir banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat dan pagutan itu tidak lepas meski saya mengulet seperti apa saja. Dan semua cairan cintaku yang selalu meluluh itu dicucup serta diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mengerang kurang kuat, pasrah.

Tidaklah ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah terhenti. Tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tak berhenti, lantaran Wawan terus mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, dan Suwito tidak melepas bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijakin selalu bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA ELOK PART6

Seusai sesaat disiksa seperti berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas dan cuma dapat pasrah terima semuanya ini. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa tidak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas sewaktu Suwito membebaskan pagutannya, dan saya harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mendesah dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang telah dilakukan Suwito waktu ini demikian mesra, membuatku kian kebingungan dan tidak tahu mesti lakukan perbuatan apa. Jantungku berdetak kuat, dan orgasmeku sekalipun tak berhenti.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mendesah di saat tiba-tiba kurasakan suatu hal yang hangat pada leherku.

Saya tidak akan rasakan kuluman di puting kanan payudaraku, mempunyai arti telah dipastikan pak Bijakin yang menggeser gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana ingin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah.

Namun lidah yang nakal itu terus bermain dalam lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tanpa ampun. Daun telinga kiriku terus dilumat secara lembut, lalu jilatan serta ciuman pada leherku ini…  semua rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak dapat terima siksaan orgasme untuk orgasme yang menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama